Tak
terasa aku sudah melewati kurang lebih 3 tahun masa SMA-ku di SMA Negeri 1 Dolok Panribuan. Rasanya sulit bagiku untuk
berpisah dari teman-teman yang telah hadir dalam keseharianku di Sekolah-ku
tercinta, Ruangan Kelas sebagai tempat kami belajar, Kantin Sekolah sebagai
Markas kami kalau Bapak/Ibu guru nggak hadir. Semua kenangan yang telah kami
lalui begitu indah hingga aku rasanya ingin sekali kembali ke masa-masa SMA
lagi. Rasanya aku ingin sekali menciptakan mesin waktu yang dapat membuatku
kembali, walaupun hal tersebut sangatlah mustahil.
Dua
hari kami jalan-jalan bersama rasanya masih kurang lama karena aku ingin bisa
selalu bersama selamanya dengan mereka, terutama doi. Setelah 2 tahun lamanya
menunggu hingga aku bisa berani hingga aku
berfoto dengan doi. Awalnya aku sempat gugup saat mengajak doi berfoto
karena saat aku mengajak doi aku dicuekin seakan doi tak mendengar ajakan-ku
malah sibuk ngobrol dengan temannya. Ntah mengapa aku merasa kalau doi mulai
menyukai-ku dengan sikapnya yang nggak berani duduk di sampingku saat kami
ngumpul bareng bersama dengan teman-teman yang lain di penginapan dan selama di perjalanan pulang kami bersama
teman-teman yang lain aku melihatnya selalu mencuri-curi pandang. Namun, aku
tak dapat dengan mudah menyakini hal tersebut. Mungkin saja doi nggak mau ntar
teman-teman yang lain malah menyorakin doi saat duduk di sampingku dan mungkin
saja kebetulan yang ingin dilihatnya berada di dekat-ku saat perjalan pulang
kami.
Aku
nggak nyangka ternyata apa yang aku pikirkan mengenai dirinya menyukaiku adalah
suatu kesalahan yang menbuatku hanya menantinya yang akan menyatakan
perasaannya padaku. Aku salah pernah mengungkapkan perasaanku melalui cerpen
dan juga puisi yang tak seharusnya aku buat waktu itu. Sekarang tak ada lagi
gunanya menyesali apa yang terjadi karena semua tak akan bisa lagi diulang
dengan cara apapun. Aku baru menyadari aku telah jatuh cinta padamu setelah
kita tak bertemu lagi dan kaulah Cinta Pertama bagiku yang membuatku patah hati.
Aku
bersyukur pada Tuhan yang masih mengasihiku hingga saat
ini dan aku juga begitu bahagia atas perasaan cinta yang Dia berikan aku bisa
tau siapa Cinta Pertamaku, rasanya sakit hati dan juga bahagia karena cinta itu
sendiri. Walaupun rasanya terkadan menyesakkan saat aku mengingat cintaku
ternyata hanya cinta yang bertepuk sebelah tangan. Segala sesuatu dalam Dunia
ini diciptakan Tuhan dengan sempurna tak ada yang salah sedikitpun. Termasuk
pertemuanku dengan doi yang berakhir dengan rasa sakit yang tak terkendali.
Sekarang
aku tak bisa lagi mendengar suara yang berat, diam-diam memperhatikan doi, tersenyum
melihat doi yang melakukan hal yang konyol, dan tak bisa lagi terkagum-kagum
memandangi doi yang begitu lincah bermain sepak bola di Lapangan Hijau Sekolah
lagi. Semua tak mungkin lagi aku lakukan dengan doi, mungkin suatu saat aku dan
doi bisa bertemu bukan dengan status
yang sama melainkan dengan gelar kami masing-masing. Bahkan, mungkin saja pula
saat kami bertemu kami sudah menemukan Cinta Sejati.
Aku
hanya bisa berjuang melupakannya dengan lebih mendekatkan diri pada Tuhan
supaya rasa sakit karenanya bisa terobati seiring berjalannya waktu supaya aku
tak trauma dengan namanya cinta hingga aku bisa menemukan seseorang yang memang
benar-benar bisa mencintaiku. Selamat tinggal Cinta Pertamaku, terima kasih
atas perasaan bahagia yang aku rasakan karena dirimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar