Selasa, 06 Desember 2016

GoodBye My First Love



Tak terasa aku sudah melewati kurang lebih 3 tahun masa SMA-ku di SMA Negeri  1 Dolok Panribuan. Rasanya sulit bagiku untuk berpisah dari teman-teman yang telah hadir dalam keseharianku di Sekolah-ku tercinta, Ruangan Kelas sebagai tempat kami belajar, Kantin Sekolah sebagai Markas kami kalau Bapak/Ibu guru nggak hadir. Semua kenangan yang telah kami lalui begitu indah hingga aku rasanya ingin sekali kembali ke masa-masa SMA lagi. Rasanya aku ingin sekali menciptakan mesin waktu yang dapat membuatku kembali, walaupun hal tersebut sangatlah mustahil.
Dua hari kami jalan-jalan bersama rasanya masih kurang lama karena aku ingin bisa selalu bersama selamanya dengan mereka, terutama doi. Setelah 2 tahun lamanya menunggu hingga aku bisa berani hingga aku  berfoto dengan doi. Awalnya aku sempat gugup saat mengajak doi berfoto karena saat aku mengajak doi aku dicuekin seakan doi tak mendengar ajakan-ku malah sibuk ngobrol dengan temannya. Ntah mengapa aku merasa kalau doi mulai menyukai-ku dengan sikapnya yang nggak berani duduk di sampingku saat kami ngumpul bareng bersama dengan teman-teman yang lain di penginapan  dan selama di perjalanan pulang kami bersama teman-teman yang lain aku melihatnya selalu mencuri-curi pandang. Namun, aku tak dapat dengan mudah menyakini hal tersebut. Mungkin saja doi nggak mau ntar teman-teman yang lain malah menyorakin doi saat duduk di sampingku dan mungkin saja kebetulan yang ingin dilihatnya berada di dekat-ku saat perjalan pulang kami.
Aku nggak nyangka ternyata apa yang aku pikirkan mengenai dirinya menyukaiku adalah suatu kesalahan yang menbuatku hanya menantinya yang akan menyatakan perasaannya padaku. Aku salah pernah mengungkapkan perasaanku melalui cerpen dan juga puisi yang tak seharusnya aku buat waktu itu. Sekarang tak ada lagi gunanya menyesali apa yang terjadi karena semua tak akan bisa lagi diulang dengan cara apapun. Aku baru menyadari aku telah jatuh cinta padamu setelah kita tak bertemu lagi dan kaulah Cinta Pertama bagiku yang membuatku patah hati.
Aku bersyukur pada Tuhan yang masih mengasihiku hingga saat ini dan aku juga begitu bahagia atas perasaan cinta yang Dia berikan aku bisa tau siapa Cinta Pertamaku, rasanya sakit hati dan juga bahagia karena cinta itu sendiri. Walaupun rasanya terkadan menyesakkan saat aku mengingat cintaku ternyata hanya cinta yang bertepuk sebelah tangan. Segala sesuatu dalam Dunia ini diciptakan Tuhan dengan sempurna tak ada yang salah sedikitpun. Termasuk pertemuanku dengan doi yang berakhir dengan rasa sakit yang tak terkendali.
Sekarang aku tak bisa lagi mendengar suara yang berat, diam-diam memperhatikan doi, tersenyum melihat doi yang melakukan hal yang konyol, dan tak bisa lagi terkagum-kagum memandangi doi yang begitu lincah bermain sepak bola di Lapangan Hijau Sekolah lagi. Semua tak mungkin lagi aku lakukan dengan doi, mungkin suatu saat aku dan doi bisa bertemu bukan  dengan status yang sama melainkan dengan gelar kami masing-masing. Bahkan, mungkin saja pula saat kami bertemu kami sudah menemukan Cinta Sejati.
Aku hanya bisa berjuang melupakannya dengan lebih mendekatkan diri pada Tuhan supaya rasa sakit karenanya bisa terobati seiring berjalannya waktu supaya aku tak trauma dengan namanya cinta hingga aku bisa menemukan seseorang yang memang benar-benar bisa mencintaiku. Selamat tinggal Cinta Pertamaku, terima kasih atas perasaan bahagia yang aku rasakan karena dirimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar