Selasa, 06 Desember 2016

GoodBye My First Love



Tak terasa aku sudah melewati kurang lebih 3 tahun masa SMA-ku di SMA Negeri  1 Dolok Panribuan. Rasanya sulit bagiku untuk berpisah dari teman-teman yang telah hadir dalam keseharianku di Sekolah-ku tercinta, Ruangan Kelas sebagai tempat kami belajar, Kantin Sekolah sebagai Markas kami kalau Bapak/Ibu guru nggak hadir. Semua kenangan yang telah kami lalui begitu indah hingga aku rasanya ingin sekali kembali ke masa-masa SMA lagi. Rasanya aku ingin sekali menciptakan mesin waktu yang dapat membuatku kembali, walaupun hal tersebut sangatlah mustahil.
Dua hari kami jalan-jalan bersama rasanya masih kurang lama karena aku ingin bisa selalu bersama selamanya dengan mereka, terutama doi. Setelah 2 tahun lamanya menunggu hingga aku bisa berani hingga aku  berfoto dengan doi. Awalnya aku sempat gugup saat mengajak doi berfoto karena saat aku mengajak doi aku dicuekin seakan doi tak mendengar ajakan-ku malah sibuk ngobrol dengan temannya. Ntah mengapa aku merasa kalau doi mulai menyukai-ku dengan sikapnya yang nggak berani duduk di sampingku saat kami ngumpul bareng bersama dengan teman-teman yang lain di penginapan  dan selama di perjalanan pulang kami bersama teman-teman yang lain aku melihatnya selalu mencuri-curi pandang. Namun, aku tak dapat dengan mudah menyakini hal tersebut. Mungkin saja doi nggak mau ntar teman-teman yang lain malah menyorakin doi saat duduk di sampingku dan mungkin saja kebetulan yang ingin dilihatnya berada di dekat-ku saat perjalan pulang kami.
Aku nggak nyangka ternyata apa yang aku pikirkan mengenai dirinya menyukaiku adalah suatu kesalahan yang menbuatku hanya menantinya yang akan menyatakan perasaannya padaku. Aku salah pernah mengungkapkan perasaanku melalui cerpen dan juga puisi yang tak seharusnya aku buat waktu itu. Sekarang tak ada lagi gunanya menyesali apa yang terjadi karena semua tak akan bisa lagi diulang dengan cara apapun. Aku baru menyadari aku telah jatuh cinta padamu setelah kita tak bertemu lagi dan kaulah Cinta Pertama bagiku yang membuatku patah hati.
Aku bersyukur pada Tuhan yang masih mengasihiku hingga saat ini dan aku juga begitu bahagia atas perasaan cinta yang Dia berikan aku bisa tau siapa Cinta Pertamaku, rasanya sakit hati dan juga bahagia karena cinta itu sendiri. Walaupun rasanya terkadan menyesakkan saat aku mengingat cintaku ternyata hanya cinta yang bertepuk sebelah tangan. Segala sesuatu dalam Dunia ini diciptakan Tuhan dengan sempurna tak ada yang salah sedikitpun. Termasuk pertemuanku dengan doi yang berakhir dengan rasa sakit yang tak terkendali.
Sekarang aku tak bisa lagi mendengar suara yang berat, diam-diam memperhatikan doi, tersenyum melihat doi yang melakukan hal yang konyol, dan tak bisa lagi terkagum-kagum memandangi doi yang begitu lincah bermain sepak bola di Lapangan Hijau Sekolah lagi. Semua tak mungkin lagi aku lakukan dengan doi, mungkin suatu saat aku dan doi bisa bertemu bukan  dengan status yang sama melainkan dengan gelar kami masing-masing. Bahkan, mungkin saja pula saat kami bertemu kami sudah menemukan Cinta Sejati.
Aku hanya bisa berjuang melupakannya dengan lebih mendekatkan diri pada Tuhan supaya rasa sakit karenanya bisa terobati seiring berjalannya waktu supaya aku tak trauma dengan namanya cinta hingga aku bisa menemukan seseorang yang memang benar-benar bisa mencintaiku. Selamat tinggal Cinta Pertamaku, terima kasih atas perasaan bahagia yang aku rasakan karena dirimu.

Selasa, 29 November 2016

Stuck In The Moment at 22 Agustus 2016



Perasaan yang dulunya mengebu-gebu dalam hati ini seakan mati tanpa aku sadari kapan ini semua terjadi, aku seakan telah ditipu oleh pikiranku sendiri selama ini. Dalam hati aku bertanya-tanya: “Ada apa denganku?” “Kenapa aku tak deg-degan lagi di dekatnya?”   Padahal dulu memikirkannya saja sudah membuatku tak dapat lagi membendung perasaanku saat itu.
Tak dapat dipungkiri aku dengannya sudah jauh lebih dari setahun, walaupun kenyataanya hubungan kami hanya sebatas teman sekelas. Mungkin untuk saat ini aku belum menemukan jawabannya, namun aku yakin cepat atau lambat aku aku mengangap semuanya memang sudah seharusnya terjadi.
Aku tak mungkin hanya terjebak dalam bayang-bayangnya saja yang membuatku lupa untuk membuka mataku sendiri. Setelah aku menemukan jawaban yang dulu aku telah lama terpendam dalam hatiku telah terbayar lunas rasanya.
Selamat tinggal My First Love , sudah cukup lama aku memendam perasaan ini. Aku tak mungkin lagi hanya berharap dalam kenyataan semu ini. Sekarang bukan waktunya mengingat masa lalu. Aku sekarang berjanji pada diriku sendiri takkan ada lagi namanya Galau karena dia.
Tak ada namanya lagi air mata yang mengisi hari-hariku, aku bahagia karena sekarang karena aku sudah benar-benar bisa melupakannya yang dulunya pernah aku sukai. Kini semua hanya akan menjadi kisah cintaku di masa lalu.
Kebahagian yang aku rasakan saat ini ternyata tak sama dengan apa yang di alami sahabatku Hansen Ufa Aruan karena dia harus merelakan kepergian sang ibu tercinta menghadap kepada Sang Pencipta. Dia adalah teman sekelasku semasa SMA dulu di SMA Negeri 1 Dolok Panribuan, kami sekelas 2 tahun.
Tak banyak yang dapat kuceritakan tentang dirinya, namun yang kutahu dia adalah teman yang baik dan pernyataan yang dapat aku kutip darinya: “Kita harus segera pulang ke rumah setelah ibadah gereja selesai supaya Firman Tuhan yang kita dengar tadi tidak hilang”.
Cukup sekian yang dapat aku ceritakan untuk saat ini.
Thank you for reader.
#LOVEYOUSOMUCH


Mengangumi Tanpa Akhir


Kringggggggggg...............
Alarm yang aku pasang semalam berdering sangat kuat yang mengakibatkan gendang telingaku ampe mau pecah.
Sungguh indah ciptaan Tuhan pagi ini gumamku sambil memandangi semerbak hamparan langit yang begitu eksostis. Sembari menunggu mobil Sinar Murni yang menjadi Angkutan Umum bagi Penumpang di daerah Kabupaten Jorlang Hataran dan Kabupaten Dolok Panribuan Aku menyempatkan untuk membaca ringkasan Biologi yang semalam aku tulis.
            Setiba di Sekolah aku sangat gembira karena bagiku sekolahku telah menjadi Rumah Kedua dan tempat aku bisa bertemu dengan sahabat-sahabatku, walaupun kadang mereka mengangap aku Orang yang nggak penting tapi aku nggak peduli karena aku hidup hanya ingin sebagaimana aku mau. Selain itu ada seseorang cowok teman sekelasku yang telah lama aku sukai yang menambah kebahagianku saat berada di Sekolah. Aku menyukai segala hal yang ada dalam Dirinya. Bagiku dialah seorang cowok yang begitu sempurna, bagi beberapa teman sekelasku berpendapat kalau alasan mereka menyukainya karena  Doi cowok yang tampan dan juga berasal dari keluarga yang berada yang menjadi karakteristik cowok idaman. Lain halnya denganku aku malah menyukai sisi yang lain dalam dirinya.  Aku menyukainya pada pandangan pertama di lapangan basket sekolahku SMA Negeri 1 Dolok Panribuan yang membuat jantungku berdegup sangat kencang untuk pertama kalinya saat menatap matanya.
Dia yang dulunya bukan siapa-siapa kini telah menjadi seorang yang pertama kalinya membuatku deg-degan saat dekat sama cowok. Ntah perasaan apa itu yang membuatku benar-benar gelisah karena mencoba  mencari  arti detak jantung yang tak terkendali ini. Dalam hati aku bertanya-bertanya namun, tak kunjung kudapati hingga aku memberanikan diri untuk bertanya dengan seorang sahabat yang telah bersamaku selama setahun ini Desi Lestari Marpaung. Aku sama Dia itu waktu kelas X sudah kenal lama sejak Kami MOS (Masa Orientasi Siswa) hingga sekarang.
Desi itu orangnya periang, baik, pengertian, dan terlebih lagi Dia itu cantik. Hanya saja dibalik semua kelebihan yang ia miliki ternyata Ia juga orangnya sulit untuk dipercayai setiap perkataannya yang membuatku terkadang ragu kalau mau curhat ama Dia kalau aku ada rasa sama doi.Dia juga ternyata memiliki banyak kemiripan yang tak terduga denganku.
Banyak hal yang tak terduga dalam jalinan hubunganku dengan doi yang telah lama kusukai. Mulai dari kebiasan nervous yang selalu aku perlihatkan padanya saat aku berada didekatnya semua aku alami karena aku ada perasaan yang spesial dengannya hingga aku menyadari daripada aku selalu menyakikiti harga diriku mengungkapkannya secara tersirat tapi doi sama sekali nggak memberikan aku respon dengan pura-pura nggak mengerti maksudku.
Sakit hati seakan telah menjadi kebiasan yang harus aku terima dalam keseharianku selama aku menyukainya. Tapi apa boleh buat aku nggak mungkin memaksakan perasaanku sendiri dengannya ataupun mengemis cinta pada orang yang sama sekali denganku.
Bodoh...Bodoh...Bodoh...
Ungkapan itulah yang selalu aku ucapkan pada diriku sendiri yang sadar atas setiap penantian tanpa ada ujungnya yang aku lakukan selama ini, sulit untuk mengakui bahwa Cinta tak harus memiliki. Dulunya aku yang tak mengenal namanya sakit hati sekarang telah merubahku menjadi pribadi yang lebih berhati-hati dalam hal perasaan.
Terima kasih atas setiap kebahagian yang telah kau berikan padaku setiap kali kita bertemu di sekolah. Aku sekarang telah menyadari sudah saatnya aku mengikhlaskan apa yang terjadi biarlah menjadi suatu hal yang harus terjadi. Aku hanya bisa mengharapkan kau bisa merasakan Cinta seperti yang aku alami denganmu, aku memang masih belum bisa menaklukan perasaanmu karena aku bukan apa-apa. Namun, aku mengharapkan suatu saat lagi ada seorang yang bisa memberikan arti Cinta yang sebernanya pada doi. Sehingga doi dapat mulai mengerti bagaimana cara menghargai perasaan seorang gadis. Biarlah apa yang telah terjadi bisa menjadi suatu pelajaran yang berharga bagiku supaya aku kelak bisa lebih bijak lagi dalam hal cinta karena menatap masa depan jauh lebih penting daripada menyesali sesuatu yang telah terjadi.

Kamis, 20 Oktober 2016

Masa SMP











   Saya adalah seorang siswa Sekolah Menengah Atas atau SMA yang berada di SMA Negeri 1 Dolok Panribuan, dan saya memiliki sebuah tugas Sekolah yang harus saya selesaikan dan kerjakan, yaitu tugas yang menyangkut pada nilai mata pelajaran saya. Tugas saya ini diberikan oleh seorang guru yang bernama J.M.Tambunan yang mengajar bidang studi Telekomunikasi dan Informasi atau yang lebih sering kami sebutkan TIK. Bapak itu memberikan kami sebuah tugas yang mengharuskan kami membuat sebuah cerpen tentang pengalaman yang tak terlupakan yang dituangkan dalam sebuah makalah yang diketik dengan komputer dan harus berbentuk jilid.
        Berdasarkan uraian itu saya akan membuat sebuah cerpen tentang pengalaman saya semasa SMP saya. Pengalaman tentang banyak masalah-masalah yang saya hadapi emasa SMP dan juga pengalaman saya bersama dengan teman-teman saya dulu yang tak bisa saya lupakan dan hal itu menjadi sebuah inspirasi bagi saya untuk membuat tugas cerpen saya berdasarkan pengalaman tersebut. Tetapi, sebelum saya memulai cerpen saya ini, saya akan memperkenalkan nama saya terlebih dahulu. Nama saya adalah Prima Markus Samosir yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas atau SMA di SMA Negeri 1 Dolok Panribuan dan saya sekarang kelas X IPA 4. Saya tinggal di Balata Dua. Sesuai dengan Cerpen yag akan saya buat yang berhubungan dengan kenangan semasa SMP, maka saya akan memberitahukan dahulu Sekolah saya yang dulu.
      Saya adalah salah satu alumni atau lulusan dari SMP Negeri 1 Jorlang Hataran ynag berada di Tiga Balata, kecamatan Jorlang Hataran, Kabupaten Simalungan, Provinsi Sumatera Utara. Saya telah mengikuti masa SMP saya selama tiga tahun sesuai dengan peraturan dari Dinas Pendidikan, dan saya memenuhi persyaratan-persyaratan untuk masuk ke SMP Negeri 1 Jorlang Hataran. Yang diantaranya nilai-nilai Sekolah Dasar saya yang cukup bagus, dan juga telah mengikuti pendaftaran Sekolah sesuai Peraturan SMP Negeri 1 Jorlang Hataran. Awalnya saya sangat semangat untuk masuk ke SMP Negeri 1 Jorlang Hataran karena saya adalah jenis orang yang senang terhadap suasana baru dan juga kata orang saya saya adalah orang yang bisa melawak dan juga bisa membuat orang-orang di sekitar saya ceria dan tertawa. Sebelum saya masuk ke SMP Negeri 1 Jorlang Hataran yang saya ingat sebelumnya saya harus mendaftar terlebih dahulu dan saya harus mengisi formulir pendaftaran dan juga saya harus datang ke Sekolah untuk mengikuti Ujian pembagian ruangan kelas belajar dan juga saya harus mengikuti Masa Orientasi Siswa atau MOS selama tiga hari di Sekolah lamanya terlebih dulu.
  Pada hari sebelum pengumuman untuk siswa yang mendaftar masuk ke SMP Negeri 1 Jorlang Hataran dan mengikuti Ujian pembagian kelas saya sudah tidak repot dengan masalah pakaian dan masalah alat-alat tulis Sekolah saya sebab saya sudah mempersiapkannya segala sesuatunya sebelumnya. Jadi, ketika teman saya yang lain masih sibuk melengkapi keperluan sekolahnya di Pagi Hari aku sudah berangkat ke Sekolah.
        Hari di mana kami akan mengikuti Ujianpun akhirnya tiba, seperti biasanya saya tidak terlalu repot dalam memikirkan Ujian yang akan dilaksanakan hari ini. Jadi, dalam pikiran saya yakin di manapun kelas yang akan saya tempati pastilah akan menyenangkan dan akan seru di sana. Tetapi, sebelum kami mengikuti Ujian sekolah itu kami terlebih dahulu dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan ruangan kelas kami masing-masing yang akan menjadi ruangan Ujian kami. Saya masuk dalam Kelompok Soekarno yang berada palilng ujung dan ternyata dikelompok tersebut saya ditemani oleh teman-teman saya waktu SD dulu dan juga teman-teman lamaku yang saya kenal. Jadi, sebelum kami Ujian dimulai kami terlebih dahulu diizinkan untuk bermain-main dan sekedar melihat-lihat sekeliling Sekolah yang nantinya akan menjadi sekolah SMP kami selama tiga tahun kelak.
    Kemudian selain itu kami mendengar lonceng Sekolah dan dari Microphone Sekolah dari Vodium kami mendengar suara Seorang Guru yang menyuruh kami baris di mana ruangan kami yang sudah dibagikan tadi, sehingga saya bersama dengan teman-teman saya seruanganku masuk ke dalam Ruangan kami diikuti oleh Guru Pengawas kami. Selama Ujian berlangsung saya banyak melihat teman-temanku yang berada seruanganku bersantai-santai selam Ujian berlangsung. Tetapi, ada juga yang stres memikirkan ruangan kelas mereka nantinya di mana termasuk saya juga dan ada juga dari ruangan kelasku yang cukup pandai dalam mengejarkan soal-soal Ujian kami yang terlihat sangat serius dan juga menikmatinya.
  Melihat banyak Siswa/i yang mengikuti Ujian yang terlihat bersikap sangat santai atau tidak ada perasaan was-was sama sekali dengan hasil Ujian membuat Guru Pengawas kami juga turut melakukan hal yang kami lakukan. Guru Pangawas kami adalah Seorang Bapak Guru. Beliau tak terlalu memperdulikan kami yang sedang mengikuti Ujian dan malah asyik tertidur pulas. Tetapi, terkadang juga Bapak itu bangun dari tidurnya untuk memarahi kami yang terlalu ribut selama Ujian berlangsung. Sehingga terkadang Bpak itu menegur kami dengan cara berteriak: “ Jangan ribut Woiiiiiii, Bising!!!!!!!!! Dan kami juga langsung terdiam takut karena Bapak itu terlihat sangat marah pada kami. Jadi, sembari berbisik-bisik dengan dengan teman, saya untuk menanyakan siapa Bapak Guru yang menjadi Pengawas kami. Ternyata Bapak itu adalah Bapak BS dan konon katanya Bapak itu adalah salah satu Guru yang tergalak dan juga menjadi salah satu Guru yang termalas dari Bapak/Ibu Guru yang lain yang ada di SMP Negeri 1 Jorlang Hataran karena Bapak itu juga menjadi salah satu Guru yang paling repot dan sibuk dalam mengurusi masalah Staf urusan Sekolah.
  Tidak lama kemudian Bel Sekolah berdering manandakan Ujian telah berakhir kemudian kami dengan cepat langsung mengumpulkan Lembar Jawaban Ujian kami di Meja Guru Pengawas kami. Tetapi, sebelum itu kami terlebih dahulu membangunkan Bapak BS yang masih tertidur pulas. Karena melihat RuanganKelas yang lain telah kosong dan Ruangan Ujian kami menjadi satu-satunya Ruangan yang masih dihuni oleh Peserta Ujian, Kami akhirnya mencoba untuk memberanikan diri untuk menbangunkan Guru Pengawas kami. Karena takut denagan Bapak itu, jadi tak ada satupun yang berani karena kami takut dimarahin karena telah menggangu tidur dan juga merasa ngeri dengan cerita kegalakan Bapak itu. Akhirnya, aku memberanikan diri mencoba membangunkan Bapak itu. Walaupun dalam hati ada rasa takut. Dengan memukul lengan Bapak itu membuatnya terbangun. Tetapi, anehnya Bapak itu tidak marah sama sekali seperti yang telah Beliau lakukan sama kami tadi malah Beliau bertanya dengan lembut kepada kami menanyakan: “Jam berapa sekarang? Setelah itu Bapak itu menyuruh kami mengumpulkan lembar jawaban kami terlebih dahulu sebelum meninggalkan Ruangan Ujian itu segera mungkin sebab Bapak itu ingin beristirahat di dalam agar tak ada lagi yang menggangu dan Bapak itu juga berpesan agar kami menutup pintu supaya tak ada yang melihat Bapak itu tidur pulas dalam Ruangan tersebut. Lalu, kamipun diizinkan meninggalkan Ruangan kami dan bermain-main sebelum pulang ke Rumah kami masing-masing.
   Bukan hanya sampai di situ saja, sambil menunggu pengumuman hasil Ujian kami dari Bapak/Ibu Guru. Kami, ditugasi untuk membersihkan pekarangan Sekolah kami terlebih dahulu dan juga lapangan Sekolah dari sampah dan dedaunan yang telah mengering yang berserakan. Saya bersama dengan teman-teman saya memilih untuk cabut melarikan diri dari perintah Bapak/Ibu Guru kami karena kami orangnya pemberontak yang tak suka untuk disuruh-suruh menbersihkan Sekolah. Guru yang mengawasi kami dalam melaksanakan tugas itu adalah Bapak ER Purba. Tetapi, Bapak itu sering dipanggil Bapak Kontro. Raut wajah yang selalu murung, tak pernah sekalipun tersenyum dan gaya berjalannya yang kangkang seperti terkena penyakit Ambeien menjadi ciri khas dari Bapak itu.
    Kami melarikan diri dari belakang Sekolah pergi ke kuburan dengan cara memanjat tembok sekolah yang tingginya sekitar 2 m. Tetapi, melihat teknik yang dilakukan kawan-kawan saya memanjat tembok itu saya pun mencobanya dan saya akhirnya berhasil memanjat tembok itu. Ternyata setelah dapat melewati tembok tersebut kami melihat ternyata sebelum kami ternyata udah ada orang lain selain kami ada di kuburan tersebut. Sambil menunggu hasil Ujian, saya bersama dengan kawan-kawan saya bermain kartu dan juga bermain Tuo. Awalnya, memang saya kalah dalam permainan tersebut. Namun. Tidak lama kemudian saya bisa membalas kekalahan saya dan menang banyak dari mereka sampai  kawan-kawan saya yang ikut bermain habis modal. Tidak hanya bermain judi yang saya lihat di sana juga sebagai tempat merokok kawan-kawan saya. Padahal, mereka yang ada di sana masih tergolong dalam anak-anak yang baru gede alias ABG. Mereka juga turut mengajak saya untuk mencicipi sebatang rokok yang mereka katakan sebagai barang nikmat kepada saya. Namun, saya memilih menolaknya dengan halus supaya perkataan saya tersebut tidak membuat mereka marah. Saya menolak ajakan mereka karena saya sadar betul akan dampak yang akan terjadi pada saya kalau saya nekat mencoba rokok tersebut. Sebab meroko dapat menyebatkan Kanker, Impotensi, Serangan Jantung, Gangguan Kehamilan dan janin, dan juga rokok dapat Membunuhmu. Saya hanya dapat bermain judi itupun hanya untuk mencari teman dan mencari penghasilan lain. Walaupun, saya tahu itu adalah pekerjaan yang tidak halal oleh Tuhan, tetapi apa boleh buat itu sudah menjadi hobi alias kebiasaan yang sulit untuk saya ubah.
    Selain itu saya mendengar suara microphone dari Sekolah kami lalu setelah itu kami mendengar suara Bapak/Ibu guru yang menyuruh kami berkumpul di Lapangan untuk memberitahukan Hasil Ujian kami. Kemudian saya mengajak teman-teman saya yang lain untuk kembali ke Sekolah menuju Lapangan dan segera mungkin kami berlari menuju Lapangan Sekolah dan bersiap melompati kembali tembok belakang Sekolah yang tinggi itu lagi. Setelah melewati tembok Sekolah saya bersama dengan kawan-kawan saya yang lain segera menuju Lapangan Sekolah lalu menyalip barisan kelompok lain menuju barisan ruangan Ujian kami sebelumnya. Lalu ada seorang guru membacakan nama-nama Siswa sesuai dengan ruangan kelasnya yang telah ditentukan sesuai dengan Hasil Ujian mereka, kemudian dibacakan nama-nama siswa unggulan tetapi nama saya tidak disebutkan di sana. Namun, saya santai aja dan tidak terlalu memikirkannya. Tetapi, setelah pembacaan nama-nama Siswa melewati kelas Tujuh Lima saya mulai cemas dan memikirkan nasib saya sebab saya pernah mendengar kalau dulu pernah ada ada siswa yang tidak diterima oleh sekolah itu dan tidak mendapatkan tempat kelas di manapun yang mengharuskannya mendaftar ulang ke Sekolah lain.
        Akhirnya pembacaan nama-nama kelas Tujuh Enam dan Bapak itu menyebutkan nama saya di sana. Walaupun saya masuk ke dalam golongan kelas yang lumayan pintar dan juga tempat ruangan kelasnya di tengah-tengah tetapi saya tidak terlalu cemas dan takut sebab saya juga masih memiliki teman-teman saya yang juga saya kenal di dalam ruangan kelas Tujuh Enam itu dan juga saya bertemu dengan teman-teman satu ruangan Ujian. Jadi saya sangat senang karena saya tidak terlalu banyak menjawab soal-soal Ujian tadi dan juga saya tidak terlalu yakin dengan jawaban yang saya isi tadi apakah Jawaban saya benar ataupun salah, tetapi yang penting  saya sudah masuk ke dalam kelas Tujuh Enam dan juga masuk ke dalam SMP Negeri 1 Jorlang Hataran.
      Setelah kami menndengar pengumuman yang disampaikan oleh Bapak Guru dan menyuruh kami untuk hadir ke Sekolah keesokan harinya untuk mengikuti kegiatan Masa Orientasi Siswa atau yang sering dikenal dengan MOS. Kami dilatih oleh anggota Pramuka yang ada di Sekolah tersebut. Saya dan teman-teman saya merasa sangat kesal karena terlalu banyak perintah yang diberikan oleh Abang dan Kakak Senior kami, terlebih lagi hukuman oleh mereka berupa Push-Up ataupun keliling Lapangan Sekolah jadi Saya bersama dengan teman-teman saya terkadang memberontak dan melawan setiap perintah Senior-Senior kami karena kesal perintahnya tidak dijalankan oleh kami, mereka memanggil Seorang Guru Honorer yang menjadi penanggung jawab atas Pramuka Sekolah yaitu Ibu E. Nainggolan yang mengajar pelajaran TIK serta Olahraga. Dia memang masih muda dan juga belum menikah. Ketika dia datang kami memanh masih belum segan ataupun takut tetapi semua itu telah berubah ketika  kami dipimpin langsung oleh beliau dan kami diberikan hukuman yang lebih parah dan lebih keras dibandingkan oleh kakak senior sebelumnya, sejak saat itu aku dan teman-temanku sekelas tidak terlalu menyukai dia sebagai seorang guru maupun sebagai seorang pembina. Setelah masa MOS selesai mulai dari minggu depan jadi semasa menjelang minggu depan diizinkan untuk bermain-main maupun melakukan kegiatan apaupun di Sekolah.
   Di Sekolah kami melihat banyak teman-teman kami dari kelas-kelas lain yang bermain bola atau sekedar bercerita-cerita tetapi saya bersama dengan teman-teman saya yang lain malah pergi ke Bahtio yang berada di Sampuran. Setelah sampai di sana saya dikejutkan dengan apa yang saya liat ternyata tidak hanya kami yang ada di sana tetapi banyak juga kawan-kawan yang sedang mandi maupun bersantai-santai di sana, banyak juga kawan-kawan dari kelas VII, VII, bahkan kelas IX sedang berada di Bahtio. Sesampainya kami di sana kami langsung disambut oleh pemandangan air jernih yang berwarna biru dan udara yang segar, setelah itu kami segera mengganti baju kami mandi ke pemandian tersebut. Setelah lama mandi kami pun merasa lelah dan juga kedinginan. Untung saja terdapat Kedai dekat dengan Bahtio sehingga kami dapat bersantai di sana dan juga makan makanan yang disediakan di sana. Setelah kami puas mandi di sana kami memutuskan untuk kembali ke Rumah kami masing-masing dan kebetulan hampir kebanyakan teman-teman sekelas saya adalah sekampung dengan saya jadi jalan kami pulang hampir sama. Jadi berangkat sekolah maupun pulang sekolah dan juga bermain-main kami bisa selalu menghabiskan waktu bersama-sama terus.
      Hari-hari semasa kelas tujuh saya lewati dengan begitu bahagia. Walaupun saya masih memiliki sifat kekanak-kanakan dan saya juga masih belum dewasa penuh tetapi saya yakin bahwa selama saya menjalani masa SMP ini maka saya akan lebih berkembang lagi. Tetapi, sebelumnya saya akan memperkenalkan Bapak Kepala Sekolah kami beserta dengan Bapak Wakil Kepala Sekolah kami. Kepala Sekolah kami bernama Bapak Bachtiar Sidauruk dan kami sangat sangat senang memiliki Kepala Sekolah seperti Bapak itu karena Bapak Sidauruk memiliki gaya gaya bicara yang cukup unik dengan terkadang agak gagap-gagapnya dan ciri khas dari Bapak itu adalah kacamatanya dan botak di jidatnya. Kemudian ada Bapak Wakil Kepala Sekolah yang kalau tidak salah berjumlah tiga  orang. Salah satunya adalah Bapak HR yang mengurusi tentang masalah-masalah ke siswaan dan Bapak itu mengajar bidang studi Matematika. Bapak itu adalah salah satu guru yang terpopuler di Sekolah kami karena memiliki gaya bicara maupun berpenampilan yang cukup keren tetapi ada satu hal yang paling ditakuti oleh para siswa dari Bapak itu yaitu ketika suasana hatinya sedang tidak baik ditambah lagi dengan kelakuan buruk yang dilakukan oleh Siswa/inya maka terkadang Bapak itu melampiaskan kekesalannya dengan menghukum Siswa ataupun Siswi terseebut dengan sangat keras tetapi bukan hanya keburukannya saja yang dimiliki oleh Bapak itu. Salah satu hal yang menarik dari Bapak itu adalah caranya mengajar para Siswa/inya yang santai tetapi serius, kemudian ada Bapak JS yang mengurusi masalah kebersihan Sekolah dan menjadi ciri khas dari Bapak JS dari panggilannya sebagai Mr. Sampah karena  Bapak itu adalah yang selalu memperingati dan memperingati setiap Siswa ataupun Siswi yang membuang sampah tidak pada tempatnya alias buang sampah sembarangan dan atas berkat kebijakan yang telah dilakukan Bapak itu Lingkungan Sekolh kami menjadi Bersih terbebas dari yang namanya sampah karena setiap sampah yang sengaja dibuang oleh setiap anggota keluarga SMP Negeri 1 Jorlang Hataran akan bernilai Seribu Rupiah akan bernilai sama baik yang besar maupun yang kecil bukan hanya itu saja Bapak itu juga memiliki Kantin di Sekolah kamiyang tempatnya berdekatan dengan Ruangan Kelas dan juga Kantor Guru. Bapak itu adalah seorang Guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah kami sama halnya dengan metode belajarnya Bapak HR yang mengajar dengan metode santainya.
 Yang terakhir adalah Bapak SP yang mengurusi masalah apa saja yang bisa diselesaikannya, bapak SP adalah salah satu Guru yang tidak terlalu populer seperti Bapak HR dan juga Bapak JS karena Bapak SP memiliki sifat yang tidak terlalu disukai oleh Siswa/i di SMP Negeri 1 Jorlang Hataran yaitu yang berpatokan kepada satu pekerjaan saja seperti kalau serius ya harus serius saja terus dan apabila melanggar perintah Bapak itu akan bakalan masuk Ruangan BP Sekolahuntuk mendapati hukuman yang setara dengan tindakan kami. Walaupun begitu ada hal yang menarik dari Bapak SP yaitu dengan sering memberikan motivasi pada Siswa dan Siswinya supaya tidak berpikiran sempit dengan putus Sekolah hanya karena berasal dari Keluarga Kurang Mampu bukan menjadi suatu pakokan, melainkan kita harus percaya kepada Tuhan kita masing-masing bahwa segala sesuatu telah diatur salam kita mau bersabar dan juga berusaha untuk mengapai segala sesuatu yang kita inginkan. Dengan menceritakan pengalaman hidup Bapak itu yang sulit untuk bersekolah karena Bapak itu yang juga berasal dari Keluarga yang Kurang Mampu yang mengharuskan bapak itu menjadi seorang tukang becak sambil kuliah di Medan tanpa mengenal seorangpun di sana hidup dengan susah yang memotivasi Bapak itu untuk terus berjuang yang awalnya bukan siapa-siapa kini telah menjadi seorang yang cukup berada saat ini. Ciri khas dari Bpak itu adalah tahi lalat yang ukurannya cukup besar yang berada pada pipi kirinya dan bapak itu juga gemuk dan pendek.
      Setelah itu kami melanjutkan ke masa kelas delapan/ tidak jauh berbeda dengan kelas tujuh dulu tetapi yang membuat kelas selapan berbeda hanyalah kami mulai cukup dewasa dan juga bertemu dengan teman-teman baru yang masuk ke Kelas kami dan juga bertemu dengan Bapak dan Ibu Guru yang baru pulalah dan sama halnya dengan Ujian-Ujian seperti biasanya. Saya melewatinya dengan santai dan bisa aja karena saya terlalu percaya diri dengan kemampuan yang saya miliki yang membuat saya yakin dengan segala sesuatu yang saya lakukan adalah baik yang membuat saya Lulus. Dengan bukti saya bisa naik kelas ke kelas delapan ini dan kelas terakhir saya di SMP Negeri 1 Jorlang Hataran adalah kelas sembilan.
   Kelas sembilan adalah masa-masa yang cukup berat buat kami semua yang juga berada di kelas sembilan dengan saya karena di sanalah kami sudah bisa sebagai kakak senior yang tertua yang harus bisa memberikan contoh yang baik buat adik kelas tujuh dan juga adik kelas delapan dan kami sudah memiliki sifat kekanak-kanakan lagi seperti yang kami lakukan di kelas tujuh dan juga di kelas delapan dulu yang seperti bermain-main atau berlarian ke sana ke mari. Tetapi kami mulai memiliki pemikiran yang cukup dewasa dan juga tingkah laku kami seperti yang sering cabut dan juga sering melawan Bapak atau Ibu Guru di Sekolah dan juga pada masa-masa kelas sembilanlah saya kebanyakan masuk Ruang BP yang menjadi tempat siswa atupun Siswi yang nakal yang tidak menuruti peraturan Sekolah untuk mendapatkan penyuluhan dari Bapak/Ibu Guru yang menjadi Guru BP.
      Kemudian sampailah saya kepada tahapan terakhir dari masa SMP yaitu Ujian Nasional atau disingkat dengan UN. Sampailah saya kepada masa-masa yang menegangkan semasa kami menghadapi Ujian Nasional. Walaupun kami memang telah mendapat bekal ilmu selama kurang lebih tiga tahun dari Bapak dan Ibu Guru tapi tetap saja sulit untuk menjawab soal-soal Ujian Nasional karena adanya perasaan takut dan tertekan dengan hasil yang kami terima menyatakan kalau kami tidak Lulus dan harus mengulang kelas sembilan lagi sampai akhirnya kami bisa Lulus ditambah lagi Bapak/Ibu guru pengawas kami yang masuk ke kelas kami adalah pengawas yang galak dan juga cerewet dan kami tidak diberikan kesempatan untuk bergerak sedikitpun dari tempat duduk kami masing-masing.
     Setiap kali kami selesai mengikuti Ujian, saya akan selalu berjumpa dengan teman-teman saya yang lain dan menanyakana bagaimana kabar mereka selama mereka mengikuti Ujian Nasional tadi dan jawaban kami semua hampir sama yaitu sakit kepala karena otak keriting rasanya karena mengalami kejutan yang dahsyat yang disebabkan oleh soal-soal Ujian Nasional yang rumit. Memang Ujian Nasional adalah menjadi salah satu penentu dari kelulusan SMP kami Siswa/i kelas sembilan yang juga menentukan apakah kami layak atau tidak menjadi Siswa/i SMA ke SMA yang kami inginkan. Untuk yang satu ini saya akan berusaha sebisa mungkin dan semampu saya untuk menjawab semua soal-soal sulit Ujian Nasional itu sekalipun halitu juga akan memaksa saya untuk belajar dengan giat untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut sebisa saya.
Saat kami mengikuti Ujian Nasional yang menjadi mata pelajaran yang di ujikan hari itu adalah hanyalah mengenai pembahasan khusus saja dan tidak mencakup keseluruhan mata pelajaran yang telah kami pelajari selama tiga tahun di Sekolah diantaranya adalah Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan yang terakhir adalah IPA. Hanya pelajaran itu saja yang diujikan tapi yang menjadi kenyataan yang pahit adalah semua pelajaran yang di ujikan tersebut semuanya adalah pelajaran yang tidak saya sukai sebab saya tidak bisa mengikuti pembelajaran itu karena saya terkadang bingung dan susah menangkapnya tetapi saya akan tetap berusaha semampu saya agar dapat mengikuti semua mata pelajaran itu dari awal dengan rajin membahas buku Sukses UN yang telah dibagi oleh Perpustakaan dari Sekolah.
Setelah Ujian Nasional itu selesai, akhirnya saya dan teman-teman saya dapat bernafas lega dan dapat merasakan nikmatnya liburan Sekolah yang panjang setelah Ujian Nasional karena saya dan teman-teman yang juga kelas sembilan sudah melewati rintangan terakhir dan kami hanya tinggal menunggu hasilnya dari Dinas Pendidikan apakah kami layak Lulus atau Tidak Lulus.
 Selama menunggu hasil tersebut kami dibebaskan dari semua kegiatan Sekolah dan kami juga diizinkan untuk masuk ke Sekolah tetapi tidak lagi melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar lagi seperti yang biasa kami lakukan alias kami udah nggak belajar lagi yang membuat hatiku sangat bergembira karena aku bisa merdeka tanpa pekerjaan rumah lagi dari Bapak/Ibu Guru lagi, tanpa takut dimarahin kalau ribut, bebas ke kantin Sekolah kapanpun aku mau, bebas datang terlambat ke Sekolah, pokoknya semuanya bebas hidup merdeka. Tetapi, walaupun kami bisa dikatakan calon alumni SMP Negeri 1 Jorlang Hataran kami masih memiliki kewajiban mengembalikan semua buku mata pelajaran yang kami pinjam ke pengurus Perpustakaan. Buka-buku paket yang dipinjam ataupun masalah dengan uang komite pada sekolah tersebut tetapi itu juga tidak terlalu masalah bagi saya sebab saya sudah menyurusi semua nya sebelum yang lain.menyurusnya sebab saya tidak mau ada masalah lagi setelah Ujian Nasional itu selesai apalagi masalah-masalah yang berhubungan dengan Guru.
 Pesan saya tidak mau meninggalkan kesan yang buruk bagi Bapak/Ibu Guru yang ada di Sekolahitu. setelah penerima hasil Ujian Nasional kami di umumkan,saya senang banget karena nilai-nilai saya cukup memuaskan. Saya meminta orang tua saya untuk memotong ayam dan dibuatkan sup ayam yangmerupakan menjadi salah satu makanan kesukaan saya dari kecil. Lantas Orang tua saya juga mengabulkannya mereka memotong dua ekor ayam jantan dan kami makan bersama setelah pulang dari Sekolah beserta dengan anggota keluarga kami makan bersama-sama di Ruang Tamu Rumahku.
        Kemudian setelah sepakat dengan Guru-Guru,kami membuat sebuah acara perpisahan yang akan dilakukan di Pasir Putih dan kami akan berangkat setelah Ujian kelas tujuh dan delapan selesai.Maka saya juga berusaha dan bekerja untuk mengumpulkan uang saku saya dan tidak mungkin saya pergi jalan-jalan tidak membawa uang saku. Maka saya bekerja di Kampung saya dengan membantu tetangga yang bekerja di Sawah mereka supaya aku memiliki uang jajan yang bisa aku pergunakan saat jalan-jalan. Walaupun badan saya kecil dilihat oleh orang tetapi tenaga yang saya miliki cukup kuat dan besar. Tibalah hari di mana kami akan berangkat dan kami disuruh berkumpul di Sekolah dan bersiap-siap berangkat ke Pasir Putih. Saya berangkat dari Rumah pukul enam pagi karena Bapak/Ibu Guru kami supaya kami disuruh berangkat jam tujuh dan harus mengejar waktu untuk menyeberang dengan menggunakan Kapal Ferry ke Pasir Putih Setelah sampai di sana ternyata sudah banyak teman-teman saya yang sudah lama tiba ke Sekolah lebih dulu dari saya. Setelah cukup lama menunggu teman-teman yang lain yang tiba ke Sekolah hingga akhirnya mobil sewaan kami tiba yang bakalan gunakan sebagai alat transportasi kami menuju Pasir Putih dan mobil yang bakalan kami gunakan adalah Mobil Sinar Murni Granmax dan bukan Expass.
 Selama kami diperjalanan kami sangat menikmati pemandangan sepanjang perjalanan kami yang disertai Musik keras dan juga bass dari mobil kami. Kemudian kami berhenti di sebuah tempat yang terdapat patung kuda dan juga patung pahlawan untuk beristirahat dan juga sarapan pagi sebab kebanyakan dari kami tidak makan pagi saat berangkat tadi tidak sarapan pagi termasuk saya. Setelah selesai makan kami menyempatkan diri untuk berfoto-foto dan juga menikmati pemandangan salah satu danau yang terdalam di Dunia, yaitu Danau Toba yang sangat luas nan indah. Sekitar satu jam lebih kami di sana dan kemudian kami melanjutkan lebih kami di sana dan kemudian kami melanjutkan perjalanan kami dengan menaiki kembali mobil Sinar Murni kami tadi. Lalu setelah sampai kami menuju pelabuhan kami segera turun dan naik ke atas Kapal Fery, kami menyewa dua buah kapal yang besar untuk membawa kami menyebarangi. Di atas kapal kami bisa bersantai dan ada pula yang tertidur dan ada juga yang berfoto-foto dan yang di luar biasanya ada pula yang yang merokok sambil bermain judi pula di atas Kapal Fery itu.
    Perjalanan kami hampir sampai ke tujuan kami masing-masing dan kami sudah bisa melihat tepian Danau Toba sebagai tempat kami akan singgah. Kemudian kami mendengar pengarahan dari Bapak Kepala Sekolah beserta Bapak/Ibu Guru kami tentang ke berangkatan kami ke Pasir Putih, Beliau berkata sebelum kami bermain-main di sana mengajak kami semua bermain ke sebuah sekolah dan melihat pertujukan yang disediakan oleh mereka. Di Sekolah kami melihat penampilan Tari dan Nyanyi dan setelah itu menyaksikan pertandingan voly Sekolah kami dengan tim mereka. Setelah selesai sampai di sana sebelum kami mandi bersenang-senang kami berkumpul dahulu dan bermain judi untuk beberapa set dan setelah selesai kami pun bersama-sama mandi-mandi dan bersenang-senang di sana. Kami juga menyewa kapal bebek dan juga menikmati makanan yang enak-enak yang bisa kami dapati dari setiap Rumah Makan yang terdapat di dekat Danau Toba. Setelah puas kami akhirnya berkumpul dan waktu sudah menunjukkan bahwa kami harus mengakhiri perjalanan kami saat itu untuk pulang ke Rumah kami masing-masing. Kami di Pasir Putih berkisar tiga jam dan kami memang cukup puas. Kemudian Bapak/Ibu Guru kami memberikan pengarahan pada kami supaya kami menghentikan segala kegiatan kami, mengumpulkan kami semua untuk mengambil absen kami supaya kalau kami pulang nggak ada Siswa atau Siswi yang tinggal. Setelah kami didata ulang barulah kami naik ke atas Kapal Ferry yang kami sewakan satu persatu kami menaikinya dengan bertahap untuk kembali ke Pelabuhan.
   Di sepanjang kami aku begitu terpesona mengangumi keindahan alam di sana, lalu aku teringat mengenai cerita rakyat yang pernah aku baca mengenai asal-usul Danau Toba yang terbentuk karena si Toba melanggar janjinya pada istrinya yang merupakan jelmaan dari ikan yang dia tangkap dengan mengatakan pada anaknya si Samosir. Awalnya aku begitu mempercayai mitos tersebut namun setelah aku melalui tahap SMP aku menyadari bahwa itu semua tidak benar. Danau Toba terbentuk dari rantaian gunung berapi. Dalam rangkaian letusan besar perapian magma itu dikosongkan.Sisigunung runtuh atau meluncur turun kekedalaman, tanahnya turun dan lembah kawah yang sangat besar dengan dasar yang datarmembentuklembah yang berisi air yang kemudoan membentuk Danau Toba. Ada juga yang tertidur di sepanjang perjalanan kami karena terlalu lelah dan ada juga bersantai-santai sambil mempotret keindahan alam di sekitar Danau Toba.
 Sampailah kami di Sekolah kami, dan saat itu hari sudah cukup gelap dan jam sudah menunjukkan pukul tujuh tetapi saya tidak sendirian pulang ke Rumahku karena saya memiliki banyak teman yang juga sekampungku yang bakalan menemaniku di sepanjang perjalanan pulang. Sungguhlah pengalaman yang takkan terlupakan olehku yang bakalan aku ingat seumur hidupku masa SMPku yang begitu indah. Bertemu dengan teman-teman luar bisa dan mendapatkan ilmu dari Bapak/Ibu Guru yang sangat menyanyangiku. Kini aku baru menyadari kalau sebenarnya kita harus bisa memanfaatkan setiap detik yang kita lewati harus kita pergunakan sebaik-baiknya supaya di saat kita menyesali segala sesuatu yang telah terjadi tak dapat kita ulangi lagi.