Kringggggggggg...............
Alarm yang aku pasang semalam berdering sangat kuat yang
mengakibatkan gendang telingaku ampe mau pecah.
Sungguh indah ciptaan Tuhan pagi ini gumamku sambil memandangi
semerbak hamparan langit yang begitu eksostis. Sembari menunggu mobil Sinar
Murni yang menjadi Angkutan Umum bagi Penumpang di daerah Kabupaten Jorlang
Hataran dan Kabupaten Dolok Panribuan Aku menyempatkan untuk membaca ringkasan
Biologi yang semalam aku tulis.
Setiba di
Sekolah aku sangat gembira karena bagiku sekolahku telah menjadi Rumah Kedua
dan tempat aku bisa bertemu dengan sahabat-sahabatku, walaupun kadang mereka
mengangap aku Orang yang nggak penting tapi aku nggak peduli karena aku hidup
hanya ingin sebagaimana aku mau. Selain itu ada seseorang cowok teman sekelasku
yang telah lama aku sukai yang menambah kebahagianku saat berada di Sekolah.
Aku menyukai segala hal yang ada dalam Dirinya. Bagiku dialah seorang cowok
yang begitu sempurna, bagi beberapa teman sekelasku berpendapat kalau alasan
mereka menyukainya karena Doi cowok yang
tampan dan juga berasal dari keluarga yang berada yang menjadi karakteristik cowok
idaman. Lain halnya denganku aku malah menyukai sisi yang lain dalam dirinya. Aku menyukainya pada pandangan pertama di
lapangan basket sekolahku SMA Negeri 1 Dolok Panribuan yang membuat jantungku
berdegup sangat kencang untuk pertama kalinya saat menatap matanya.
Dia yang dulunya bukan siapa-siapa kini telah menjadi seorang
yang pertama kalinya membuatku deg-degan saat dekat sama cowok. Ntah perasaan
apa itu yang membuatku benar-benar gelisah karena mencoba mencari arti detak jantung yang tak terkendali ini.
Dalam hati aku bertanya-bertanya namun, tak kunjung kudapati hingga aku
memberanikan diri untuk bertanya dengan seorang sahabat yang telah bersamaku
selama setahun ini Desi Lestari Marpaung. Aku sama Dia itu waktu kelas X sudah
kenal lama sejak Kami MOS (Masa Orientasi Siswa) hingga sekarang.
Desi itu orangnya periang, baik, pengertian, dan terlebih lagi
Dia itu cantik. Hanya saja dibalik semua kelebihan yang ia miliki ternyata Ia juga orangnya sulit untuk dipercayai setiap perkataannya
yang membuatku terkadang ragu kalau mau curhat ama Dia kalau aku ada rasa sama
doi.Dia juga ternyata memiliki banyak kemiripan yang tak terduga denganku.
Banyak hal yang tak terduga dalam jalinan hubunganku dengan doi
yang telah lama kusukai. Mulai dari kebiasan nervous yang selalu aku perlihatkan
padanya saat aku berada didekatnya semua aku alami karena aku ada perasaan yang
spesial dengannya hingga aku menyadari daripada aku selalu menyakikiti harga
diriku mengungkapkannya secara tersirat tapi doi sama sekali nggak memberikan
aku respon dengan pura-pura nggak mengerti maksudku.
Sakit hati seakan telah menjadi kebiasan yang harus aku terima
dalam keseharianku selama aku menyukainya. Tapi apa boleh buat aku nggak
mungkin memaksakan perasaanku sendiri dengannya ataupun mengemis cinta pada orang
yang sama sekali denganku.
Bodoh...Bodoh...Bodoh...
Ungkapan itulah yang selalu aku ucapkan pada diriku sendiri
yang sadar atas setiap penantian tanpa ada ujungnya yang aku lakukan selama
ini, sulit untuk mengakui bahwa Cinta tak harus memiliki. Dulunya aku yang tak
mengenal namanya sakit hati sekarang telah merubahku menjadi pribadi yang lebih
berhati-hati dalam hal perasaan.
Terima kasih atas setiap kebahagian yang telah kau berikan
padaku setiap kali kita bertemu di sekolah. Aku sekarang telah menyadari sudah
saatnya aku mengikhlaskan apa yang terjadi biarlah menjadi suatu hal yang harus
terjadi. Aku hanya bisa mengharapkan kau bisa merasakan Cinta seperti yang aku
alami denganmu, aku memang masih belum bisa menaklukan perasaanmu karena aku
bukan apa-apa. Namun, aku mengharapkan suatu saat lagi ada seorang yang bisa
memberikan arti Cinta yang sebernanya pada doi. Sehingga doi dapat mulai
mengerti bagaimana cara menghargai perasaan seorang gadis. Biarlah apa yang
telah terjadi bisa menjadi suatu pelajaran yang berharga bagiku supaya aku
kelak bisa lebih bijak lagi dalam hal cinta karena menatap masa depan jauh
lebih penting daripada menyesali sesuatu yang telah terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar