Saya adalah seorang siswa Sekolah Menengah Atas atau SMA yang berada di SMA Negeri 1 Dolok Panribuan, dan saya memiliki sebuah tugas Sekolah yang harus saya selesaikan dan kerjakan, yaitu tugas yang menyangkut pada nilai mata pelajaran saya. Tugas saya ini diberikan oleh seorang guru yang bernama J.M.Tambunan yang mengajar bidang studi Telekomunikasi dan Informasi atau yang lebih sering kami sebutkan TIK. Bapak itu memberikan kami sebuah tugas yang mengharuskan kami membuat sebuah cerpen tentang pengalaman yang tak terlupakan yang dituangkan dalam sebuah makalah yang diketik dengan komputer dan harus berbentuk jilid.
Berdasarkan uraian itu saya akan
membuat sebuah cerpen tentang pengalaman saya semasa SMP saya. Pengalaman
tentang banyak masalah-masalah yang saya hadapi emasa SMP dan juga pengalaman
saya bersama dengan teman-teman saya dulu yang tak bisa saya lupakan dan hal
itu menjadi sebuah inspirasi bagi saya untuk membuat tugas cerpen saya
berdasarkan pengalaman tersebut. Tetapi, sebelum saya memulai cerpen saya ini,
saya akan memperkenalkan nama saya terlebih dahulu. Nama saya adalah Prima
Markus Samosir yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas atau SMA di SMA
Negeri 1 Dolok Panribuan dan saya sekarang kelas X IPA 4. Saya tinggal di
Balata Dua. Sesuai dengan Cerpen yag akan saya buat yang berhubungan dengan
kenangan semasa SMP, maka saya akan memberitahukan dahulu Sekolah saya yang
dulu.
Saya adalah salah satu alumni atau
lulusan dari SMP Negeri 1 Jorlang Hataran ynag berada di Tiga Balata, kecamatan
Jorlang Hataran, Kabupaten Simalungan, Provinsi Sumatera Utara. Saya telah
mengikuti masa SMP saya selama tiga tahun sesuai dengan peraturan dari Dinas
Pendidikan, dan saya memenuhi persyaratan-persyaratan untuk masuk ke SMP Negeri
1 Jorlang Hataran. Yang diantaranya nilai-nilai Sekolah Dasar saya yang cukup
bagus, dan juga telah mengikuti pendaftaran Sekolah sesuai Peraturan SMP Negeri
1 Jorlang Hataran. Awalnya saya sangat semangat untuk masuk ke SMP Negeri 1
Jorlang Hataran karena saya adalah jenis orang yang senang terhadap suasana
baru dan juga kata orang saya saya adalah orang yang bisa melawak dan juga bisa
membuat orang-orang di sekitar saya ceria dan tertawa. Sebelum saya masuk ke
SMP Negeri 1 Jorlang Hataran yang saya ingat sebelumnya saya harus mendaftar
terlebih dahulu dan saya harus mengisi formulir pendaftaran dan juga saya harus
datang ke Sekolah untuk mengikuti Ujian pembagian ruangan kelas belajar dan
juga saya harus mengikuti Masa Orientasi Siswa atau MOS selama tiga hari di
Sekolah lamanya terlebih dulu.
Pada hari sebelum pengumuman untuk siswa yang
mendaftar masuk ke SMP Negeri 1 Jorlang Hataran dan mengikuti Ujian pembagian
kelas saya sudah tidak repot dengan masalah pakaian dan masalah alat-alat tulis
Sekolah saya sebab saya sudah mempersiapkannya segala sesuatunya sebelumnya.
Jadi, ketika teman saya yang lain masih sibuk melengkapi keperluan sekolahnya
di Pagi Hari aku sudah berangkat ke Sekolah.
Hari di mana kami akan mengikuti
Ujianpun akhirnya tiba, seperti biasanya saya tidak terlalu repot dalam
memikirkan Ujian yang akan dilaksanakan hari ini. Jadi, dalam pikiran saya
yakin di manapun kelas yang akan saya tempati pastilah akan menyenangkan dan
akan seru di sana. Tetapi, sebelum kami mengikuti Ujian sekolah itu kami
terlebih dahulu dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan ruangan kelas kami
masing-masing yang akan menjadi ruangan Ujian kami. Saya masuk dalam Kelompok
Soekarno yang berada palilng ujung dan ternyata dikelompok tersebut saya
ditemani oleh teman-teman saya waktu SD dulu dan juga teman-teman lamaku yang
saya kenal. Jadi, sebelum kami Ujian dimulai kami terlebih dahulu diizinkan
untuk bermain-main dan sekedar melihat-lihat sekeliling Sekolah yang nantinya
akan menjadi sekolah SMP kami selama tiga tahun kelak.
Kemudian selain itu kami mendengar lonceng
Sekolah dan dari Microphone Sekolah dari Vodium kami mendengar suara Seorang
Guru yang menyuruh kami baris di mana ruangan kami yang sudah dibagikan tadi,
sehingga saya bersama dengan teman-teman saya seruanganku masuk ke dalam
Ruangan kami diikuti oleh Guru Pengawas kami. Selama Ujian berlangsung saya
banyak melihat teman-temanku yang berada seruanganku bersantai-santai selam
Ujian berlangsung. Tetapi, ada juga yang stres memikirkan ruangan kelas mereka
nantinya di mana termasuk saya juga dan ada juga dari ruangan kelasku yang
cukup pandai dalam mengejarkan soal-soal Ujian kami yang terlihat sangat serius
dan juga menikmatinya.
Melihat banyak Siswa/i yang mengikuti Ujian
yang terlihat bersikap sangat santai atau tidak ada perasaan was-was sama
sekali dengan hasil Ujian membuat Guru Pengawas kami juga turut melakukan hal
yang kami lakukan. Guru Pangawas kami adalah Seorang Bapak Guru. Beliau tak
terlalu memperdulikan kami yang sedang mengikuti Ujian dan malah asyik tertidur
pulas. Tetapi, terkadang juga Bapak itu bangun dari tidurnya untuk memarahi
kami yang terlalu ribut selama Ujian berlangsung. Sehingga terkadang Bpak itu
menegur kami dengan cara berteriak: “ Jangan ribut Woiiiiiii, Bising!!!!!!!!!
Dan kami juga langsung terdiam takut karena Bapak itu terlihat sangat marah
pada kami. Jadi, sembari berbisik-bisik dengan dengan teman, saya untuk
menanyakan siapa Bapak Guru yang menjadi Pengawas kami. Ternyata Bapak itu
adalah Bapak BS dan konon katanya Bapak itu adalah salah satu Guru yang
tergalak dan juga menjadi salah satu Guru yang termalas dari Bapak/Ibu Guru
yang lain yang ada di SMP Negeri 1 Jorlang Hataran karena Bapak itu juga
menjadi salah satu Guru yang paling repot dan sibuk dalam mengurusi masalah
Staf urusan Sekolah.
Tidak lama kemudian Bel Sekolah berdering
manandakan Ujian telah berakhir kemudian kami dengan cepat langsung
mengumpulkan Lembar Jawaban Ujian kami di Meja Guru Pengawas kami. Tetapi,
sebelum itu kami terlebih dahulu membangunkan Bapak BS yang masih tertidur
pulas. Karena melihat RuanganKelas yang lain telah kosong dan Ruangan Ujian
kami menjadi satu-satunya Ruangan yang masih dihuni oleh Peserta Ujian, Kami
akhirnya mencoba untuk memberanikan diri untuk menbangunkan Guru Pengawas kami.
Karena takut denagan Bapak itu, jadi tak ada satupun yang berani karena kami
takut dimarahin karena telah menggangu tidur dan juga merasa ngeri dengan
cerita kegalakan Bapak itu. Akhirnya, aku memberanikan diri mencoba
membangunkan Bapak itu. Walaupun dalam hati ada rasa takut. Dengan memukul
lengan Bapak itu membuatnya terbangun. Tetapi, anehnya Bapak itu tidak marah
sama sekali seperti yang telah Beliau lakukan sama kami tadi malah Beliau
bertanya dengan lembut kepada kami menanyakan: “Jam berapa sekarang? Setelah
itu Bapak itu menyuruh kami mengumpulkan lembar jawaban kami terlebih dahulu
sebelum meninggalkan Ruangan Ujian itu segera mungkin sebab Bapak itu ingin beristirahat
di dalam agar tak ada lagi yang menggangu dan Bapak itu juga berpesan agar kami
menutup pintu supaya tak ada yang melihat Bapak itu tidur pulas dalam Ruangan
tersebut. Lalu, kamipun diizinkan meninggalkan Ruangan kami dan bermain-main
sebelum pulang ke Rumah kami masing-masing.
Bukan hanya sampai di situ saja, sambil
menunggu pengumuman hasil Ujian kami dari Bapak/Ibu Guru. Kami, ditugasi untuk
membersihkan pekarangan Sekolah kami terlebih dahulu dan juga lapangan Sekolah
dari sampah dan dedaunan yang telah mengering yang berserakan. Saya bersama
dengan teman-teman saya memilih untuk cabut melarikan diri dari perintah
Bapak/Ibu Guru kami karena kami orangnya pemberontak yang tak suka untuk
disuruh-suruh menbersihkan Sekolah. Guru yang mengawasi kami dalam melaksanakan
tugas itu adalah Bapak ER Purba. Tetapi, Bapak itu sering dipanggil Bapak
Kontro. Raut wajah yang selalu murung, tak pernah sekalipun tersenyum dan gaya
berjalannya yang kangkang seperti terkena penyakit Ambeien menjadi ciri khas
dari Bapak itu.
Kami melarikan diri dari belakang Sekolah
pergi ke kuburan dengan cara memanjat tembok sekolah yang tingginya sekitar 2
m. Tetapi, melihat teknik yang dilakukan kawan-kawan saya memanjat tembok itu
saya pun mencobanya dan saya akhirnya berhasil memanjat tembok itu. Ternyata
setelah dapat melewati tembok tersebut kami melihat ternyata sebelum kami
ternyata udah ada orang lain selain kami ada di kuburan tersebut. Sambil
menunggu hasil Ujian, saya bersama dengan kawan-kawan saya bermain kartu dan
juga bermain Tuo. Awalnya, memang saya kalah dalam permainan tersebut. Namun.
Tidak lama kemudian saya bisa membalas kekalahan saya dan menang banyak dari
mereka sampai kawan-kawan saya yang ikut
bermain habis modal. Tidak hanya bermain judi yang saya lihat di sana juga
sebagai tempat merokok kawan-kawan saya. Padahal, mereka yang ada di sana masih
tergolong dalam anak-anak yang baru gede alias ABG. Mereka juga turut mengajak
saya untuk mencicipi sebatang rokok yang mereka katakan sebagai barang nikmat kepada
saya. Namun, saya memilih menolaknya dengan halus supaya perkataan saya
tersebut tidak membuat mereka marah. Saya menolak ajakan mereka karena saya
sadar betul akan dampak yang akan terjadi pada saya kalau saya nekat mencoba
rokok tersebut. Sebab meroko dapat menyebatkan Kanker, Impotensi, Serangan
Jantung, Gangguan Kehamilan dan janin, dan juga rokok dapat Membunuhmu. Saya
hanya dapat bermain judi itupun hanya untuk mencari teman dan mencari
penghasilan lain. Walaupun, saya tahu itu adalah pekerjaan yang tidak halal
oleh Tuhan, tetapi apa boleh buat itu sudah menjadi hobi alias kebiasaan yang
sulit untuk saya ubah.
Selain itu saya mendengar suara microphone
dari Sekolah kami lalu setelah itu kami mendengar suara Bapak/Ibu guru yang
menyuruh kami berkumpul di Lapangan untuk memberitahukan Hasil Ujian kami.
Kemudian saya mengajak teman-teman saya yang lain untuk kembali ke Sekolah
menuju Lapangan dan segera mungkin kami berlari menuju Lapangan Sekolah dan
bersiap melompati kembali tembok belakang Sekolah yang tinggi itu lagi. Setelah
melewati tembok Sekolah saya bersama dengan kawan-kawan saya yang lain segera
menuju Lapangan Sekolah lalu menyalip barisan kelompok lain menuju barisan
ruangan Ujian kami sebelumnya. Lalu ada seorang guru membacakan nama-nama Siswa
sesuai dengan ruangan kelasnya yang telah ditentukan sesuai dengan Hasil Ujian
mereka, kemudian dibacakan nama-nama siswa unggulan tetapi nama saya tidak
disebutkan di sana. Namun, saya santai aja dan tidak terlalu memikirkannya.
Tetapi, setelah pembacaan nama-nama Siswa melewati kelas Tujuh Lima saya mulai
cemas dan memikirkan nasib saya sebab saya pernah mendengar kalau dulu pernah
ada ada siswa yang tidak diterima oleh sekolah itu dan tidak mendapatkan tempat
kelas di manapun yang mengharuskannya mendaftar ulang ke Sekolah lain.
Akhirnya pembacaan nama-nama kelas
Tujuh Enam dan Bapak itu menyebutkan nama saya di sana. Walaupun saya masuk ke
dalam golongan kelas yang lumayan pintar dan juga tempat ruangan kelasnya di
tengah-tengah tetapi saya tidak terlalu cemas dan takut sebab saya juga masih
memiliki teman-teman saya yang juga saya kenal di dalam ruangan kelas Tujuh
Enam itu dan juga saya bertemu dengan teman-teman satu ruangan Ujian. Jadi saya
sangat senang karena saya tidak terlalu banyak menjawab soal-soal Ujian tadi
dan juga saya tidak terlalu yakin dengan jawaban yang saya isi tadi apakah
Jawaban saya benar ataupun salah, tetapi yang penting saya sudah masuk ke dalam kelas Tujuh Enam
dan juga masuk ke dalam SMP Negeri 1 Jorlang Hataran.
Setelah kami menndengar pengumuman yang
disampaikan oleh Bapak Guru dan menyuruh kami untuk hadir ke Sekolah keesokan
harinya untuk mengikuti kegiatan Masa Orientasi Siswa atau yang sering dikenal
dengan MOS. Kami dilatih oleh anggota Pramuka yang ada di Sekolah tersebut.
Saya dan teman-teman saya merasa sangat kesal karena terlalu banyak perintah
yang diberikan oleh Abang dan Kakak Senior kami, terlebih lagi hukuman oleh
mereka berupa Push-Up ataupun keliling Lapangan Sekolah jadi Saya bersama
dengan teman-teman saya terkadang memberontak dan melawan setiap perintah
Senior-Senior kami karena kesal perintahnya tidak dijalankan oleh kami, mereka
memanggil Seorang Guru Honorer yang menjadi penanggung jawab atas Pramuka
Sekolah yaitu Ibu E. Nainggolan yang mengajar pelajaran TIK serta Olahraga. Dia
memang masih muda dan juga belum menikah. Ketika dia datang kami memanh masih
belum segan ataupun takut tetapi semua itu telah berubah ketika kami dipimpin langsung oleh beliau dan kami
diberikan hukuman yang lebih parah dan lebih keras dibandingkan oleh kakak
senior sebelumnya, sejak saat itu aku dan teman-temanku sekelas tidak terlalu
menyukai dia sebagai seorang guru maupun sebagai seorang pembina. Setelah masa
MOS selesai mulai dari minggu depan jadi semasa menjelang minggu depan
diizinkan untuk bermain-main maupun melakukan kegiatan apaupun di Sekolah.
Di Sekolah kami melihat banyak teman-teman
kami dari kelas-kelas lain yang bermain bola atau sekedar bercerita-cerita
tetapi saya bersama dengan teman-teman saya yang lain malah pergi ke Bahtio
yang berada di Sampuran. Setelah sampai di sana saya dikejutkan dengan apa yang
saya liat ternyata tidak hanya kami yang ada di sana tetapi banyak juga
kawan-kawan yang sedang mandi maupun bersantai-santai di sana, banyak juga
kawan-kawan dari kelas VII, VII, bahkan kelas IX sedang berada di Bahtio.
Sesampainya kami di sana kami langsung disambut oleh pemandangan air jernih
yang berwarna biru dan udara yang segar, setelah itu kami segera mengganti baju
kami mandi ke pemandian tersebut. Setelah lama mandi kami pun merasa lelah dan
juga kedinginan. Untung saja terdapat Kedai dekat dengan Bahtio sehingga kami
dapat bersantai di sana dan juga makan makanan yang disediakan di sana. Setelah
kami puas mandi di sana kami memutuskan untuk kembali ke Rumah kami
masing-masing dan kebetulan hampir kebanyakan teman-teman sekelas saya adalah
sekampung dengan saya jadi jalan kami pulang hampir sama. Jadi berangkat
sekolah maupun pulang sekolah dan juga bermain-main kami bisa selalu
menghabiskan waktu bersama-sama terus.
Hari-hari semasa kelas tujuh saya lewati
dengan begitu bahagia. Walaupun saya masih memiliki sifat kekanak-kanakan dan
saya juga masih belum dewasa penuh tetapi saya yakin bahwa selama saya
menjalani masa SMP ini maka saya akan lebih berkembang lagi. Tetapi, sebelumnya
saya akan memperkenalkan Bapak Kepala Sekolah kami beserta dengan Bapak Wakil
Kepala Sekolah kami. Kepala Sekolah kami bernama Bapak Bachtiar Sidauruk dan
kami sangat sangat senang memiliki Kepala Sekolah seperti Bapak itu karena
Bapak Sidauruk memiliki gaya gaya bicara yang cukup unik dengan terkadang agak
gagap-gagapnya dan ciri khas dari Bapak itu adalah kacamatanya dan botak di
jidatnya. Kemudian ada Bapak Wakil Kepala Sekolah yang kalau tidak salah
berjumlah tiga orang. Salah satunya
adalah Bapak HR yang mengurusi tentang masalah-masalah ke siswaan dan Bapak itu
mengajar bidang studi Matematika. Bapak itu adalah salah satu guru yang
terpopuler di Sekolah kami karena memiliki gaya bicara maupun berpenampilan
yang cukup keren tetapi ada satu hal yang paling ditakuti oleh para siswa dari
Bapak itu yaitu ketika suasana hatinya sedang tidak baik ditambah lagi dengan
kelakuan buruk yang dilakukan oleh Siswa/inya maka terkadang Bapak itu
melampiaskan kekesalannya dengan menghukum Siswa ataupun Siswi terseebut dengan
sangat keras tetapi bukan hanya keburukannya saja yang dimiliki oleh Bapak itu.
Salah satu hal yang menarik dari Bapak itu adalah caranya mengajar para
Siswa/inya yang santai tetapi serius, kemudian ada Bapak JS yang mengurusi
masalah kebersihan Sekolah dan menjadi ciri khas dari Bapak JS dari
panggilannya sebagai Mr. Sampah karena
Bapak itu adalah yang selalu memperingati dan memperingati setiap Siswa
ataupun Siswi yang membuang sampah tidak pada tempatnya alias buang sampah
sembarangan dan atas berkat kebijakan yang telah dilakukan Bapak itu Lingkungan
Sekolh kami menjadi Bersih terbebas dari yang namanya sampah karena setiap
sampah yang sengaja dibuang oleh setiap anggota keluarga SMP Negeri 1 Jorlang
Hataran akan bernilai Seribu Rupiah akan bernilai sama baik yang besar maupun
yang kecil bukan hanya itu saja Bapak itu juga memiliki Kantin di Sekolah
kamiyang tempatnya berdekatan dengan Ruangan Kelas dan juga Kantor Guru. Bapak
itu adalah seorang Guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah
kami sama halnya dengan metode belajarnya Bapak HR yang mengajar dengan metode
santainya.
Yang terakhir adalah Bapak SP yang mengurusi
masalah apa saja yang bisa diselesaikannya, bapak SP adalah salah satu Guru
yang tidak terlalu populer seperti Bapak HR dan juga Bapak JS karena Bapak SP
memiliki sifat yang tidak terlalu disukai oleh Siswa/i di SMP Negeri 1 Jorlang
Hataran yaitu yang berpatokan kepada satu pekerjaan saja seperti kalau serius
ya harus serius saja terus dan apabila melanggar perintah Bapak itu akan
bakalan masuk Ruangan BP Sekolahuntuk mendapati hukuman yang setara dengan
tindakan kami. Walaupun begitu ada hal yang menarik dari Bapak SP yaitu dengan
sering memberikan motivasi pada Siswa dan Siswinya supaya tidak berpikiran
sempit dengan putus Sekolah hanya karena berasal dari Keluarga Kurang Mampu
bukan menjadi suatu pakokan, melainkan kita harus percaya kepada Tuhan kita
masing-masing bahwa segala sesuatu telah diatur salam kita mau bersabar dan
juga berusaha untuk mengapai segala sesuatu yang kita inginkan. Dengan
menceritakan pengalaman hidup Bapak itu yang sulit untuk bersekolah karena
Bapak itu yang juga berasal dari Keluarga yang Kurang Mampu yang mengharuskan
bapak itu menjadi seorang tukang becak sambil kuliah di Medan tanpa mengenal seorangpun
di sana hidup dengan susah yang memotivasi Bapak itu untuk terus berjuang yang
awalnya bukan siapa-siapa kini telah menjadi seorang yang cukup berada saat
ini. Ciri khas dari Bpak itu adalah tahi lalat yang ukurannya cukup besar yang
berada pada pipi kirinya dan bapak itu juga gemuk dan pendek.
Setelah itu kami melanjutkan ke masa kelas delapan/ tidak jauh berbeda
dengan kelas tujuh dulu tetapi yang membuat kelas selapan berbeda hanyalah kami
mulai cukup dewasa dan juga bertemu dengan teman-teman baru yang masuk ke Kelas
kami dan juga bertemu dengan Bapak dan Ibu Guru yang baru pulalah dan sama
halnya dengan Ujian-Ujian seperti biasanya. Saya melewatinya dengan santai dan bisa
aja karena saya terlalu percaya diri dengan kemampuan yang saya miliki yang
membuat saya yakin dengan segala sesuatu yang saya lakukan adalah baik yang
membuat saya Lulus. Dengan bukti saya bisa naik kelas ke kelas delapan ini dan
kelas terakhir saya di SMP Negeri 1 Jorlang Hataran adalah kelas sembilan.
Kelas
sembilan adalah masa-masa yang cukup berat buat kami semua yang juga berada di
kelas sembilan dengan saya karena di sanalah kami sudah bisa sebagai kakak
senior yang tertua yang harus bisa memberikan contoh yang baik buat adik kelas
tujuh dan juga adik kelas delapan dan kami sudah memiliki sifat kekanak-kanakan
lagi seperti yang kami lakukan di kelas tujuh dan juga di kelas delapan dulu
yang seperti bermain-main atau berlarian ke sana ke mari. Tetapi kami mulai
memiliki pemikiran yang cukup dewasa dan juga tingkah laku kami seperti yang
sering cabut dan juga sering melawan Bapak atau Ibu Guru di Sekolah dan juga
pada masa-masa kelas sembilanlah saya kebanyakan masuk Ruang BP yang menjadi
tempat siswa atupun Siswi yang nakal yang tidak menuruti peraturan Sekolah
untuk mendapatkan penyuluhan dari Bapak/Ibu Guru yang menjadi Guru BP.
Kemudian sampailah saya kepada tahapan terakhir dari masa SMP yaitu
Ujian Nasional atau disingkat dengan UN. Sampailah saya kepada masa-masa yang
menegangkan semasa kami menghadapi Ujian Nasional. Walaupun kami memang telah
mendapat bekal ilmu selama kurang lebih tiga tahun dari Bapak dan Ibu Guru tapi
tetap saja sulit untuk menjawab soal-soal Ujian Nasional karena adanya perasaan
takut dan tertekan dengan hasil yang kami terima menyatakan kalau kami tidak
Lulus dan harus mengulang kelas sembilan lagi sampai akhirnya kami bisa Lulus
ditambah lagi Bapak/Ibu guru pengawas kami yang masuk ke kelas kami adalah
pengawas yang galak dan juga cerewet dan kami tidak diberikan kesempatan untuk
bergerak sedikitpun dari tempat duduk kami masing-masing.
Setiap
kali kami selesai mengikuti Ujian, saya akan selalu berjumpa dengan teman-teman
saya yang lain dan menanyakana bagaimana kabar mereka selama mereka mengikuti
Ujian Nasional tadi dan jawaban kami semua hampir sama yaitu sakit kepala
karena otak keriting rasanya karena mengalami kejutan yang dahsyat yang
disebabkan oleh soal-soal Ujian Nasional yang rumit. Memang Ujian Nasional
adalah menjadi salah satu penentu dari kelulusan SMP kami Siswa/i kelas
sembilan yang juga menentukan apakah kami layak atau tidak menjadi Siswa/i SMA
ke SMA yang kami inginkan. Untuk yang satu ini saya akan berusaha sebisa
mungkin dan semampu saya untuk menjawab semua soal-soal sulit Ujian Nasional
itu sekalipun halitu juga akan memaksa saya untuk belajar dengan giat untuk
bisa menjawab pertanyaan tersebut sebisa saya.
Saat kami mengikuti Ujian Nasional yang menjadi
mata pelajaran yang di ujikan hari itu adalah hanyalah mengenai pembahasan
khusus saja dan tidak mencakup keseluruhan mata pelajaran yang telah kami
pelajari selama tiga tahun di Sekolah diantaranya adalah Matematika, Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, dan yang terakhir adalah IPA. Hanya pelajaran itu
saja yang diujikan tapi yang menjadi kenyataan yang pahit adalah semua
pelajaran yang di ujikan tersebut semuanya adalah pelajaran yang tidak saya
sukai sebab saya tidak bisa mengikuti pembelajaran itu karena saya terkadang
bingung dan susah menangkapnya tetapi saya akan tetap berusaha semampu saya
agar dapat mengikuti semua mata pelajaran itu dari awal dengan rajin membahas buku
Sukses UN yang telah dibagi oleh Perpustakaan dari Sekolah.
Setelah Ujian Nasional itu selesai, akhirnya saya
dan teman-teman saya dapat bernafas lega dan dapat merasakan nikmatnya liburan
Sekolah yang panjang setelah Ujian Nasional karena saya dan teman-teman yang
juga kelas sembilan sudah melewati rintangan terakhir dan kami hanya tinggal
menunggu hasilnya dari Dinas Pendidikan apakah kami layak Lulus atau Tidak
Lulus.
Selama menunggu hasil tersebut kami dibebaskan
dari semua kegiatan Sekolah dan kami juga diizinkan untuk masuk ke Sekolah
tetapi tidak lagi melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar lagi seperti yang
biasa kami lakukan alias kami udah nggak belajar lagi yang membuat hatiku
sangat bergembira karena aku bisa merdeka tanpa pekerjaan rumah lagi dari
Bapak/Ibu Guru lagi, tanpa takut dimarahin kalau ribut, bebas ke kantin Sekolah
kapanpun aku mau, bebas datang terlambat ke Sekolah, pokoknya semuanya bebas
hidup merdeka. Tetapi, walaupun kami bisa dikatakan calon alumni SMP Negeri 1
Jorlang Hataran kami masih memiliki kewajiban mengembalikan semua buku mata
pelajaran yang kami pinjam ke pengurus Perpustakaan. Buka-buku paket yang
dipinjam ataupun masalah dengan uang komite pada sekolah tersebut tetapi itu
juga tidak terlalu masalah bagi saya sebab saya sudah menyurusi semua nya
sebelum yang lain.menyurusnya sebab saya tidak mau ada masalah lagi setelah
Ujian Nasional itu selesai apalagi masalah-masalah yang berhubungan dengan Guru.
Pesan saya
tidak mau meninggalkan kesan yang buruk bagi Bapak/Ibu Guru yang ada di Sekolahitu.
setelah penerima hasil Ujian Nasional kami di umumkan,saya senang banget karena
nilai-nilai saya cukup memuaskan. Saya meminta orang tua saya untuk memotong
ayam dan dibuatkan sup ayam yangmerupakan menjadi salah satu makanan kesukaan
saya dari kecil. Lantas Orang tua saya juga mengabulkannya mereka memotong dua
ekor ayam jantan dan kami makan bersama setelah pulang dari Sekolah beserta
dengan anggota keluarga kami makan bersama-sama di Ruang Tamu Rumahku.
Kemudian setelah sepakat dengan Guru-Guru,kami membuat sebuah acara
perpisahan yang akan dilakukan di Pasir Putih dan kami akan berangkat setelah Ujian
kelas tujuh dan delapan selesai.Maka saya juga berusaha dan bekerja untuk
mengumpulkan uang saku saya dan tidak mungkin saya pergi jalan-jalan tidak
membawa uang saku. Maka saya bekerja di Kampung saya dengan membantu tetangga
yang bekerja di Sawah mereka supaya aku memiliki uang jajan yang bisa aku
pergunakan saat jalan-jalan. Walaupun badan saya kecil dilihat oleh orang
tetapi tenaga yang saya miliki cukup kuat dan besar. Tibalah hari di mana kami
akan berangkat dan kami disuruh berkumpul di Sekolah dan bersiap-siap berangkat
ke Pasir Putih. Saya berangkat dari Rumah pukul enam pagi karena Bapak/Ibu Guru
kami supaya kami disuruh berangkat jam tujuh dan harus mengejar waktu untuk
menyeberang dengan menggunakan Kapal Ferry ke Pasir Putih Setelah sampai di
sana ternyata sudah banyak teman-teman saya yang sudah lama tiba ke Sekolah
lebih dulu dari saya. Setelah cukup lama menunggu teman-teman yang lain yang
tiba ke Sekolah hingga akhirnya mobil sewaan kami tiba yang bakalan gunakan
sebagai alat transportasi kami menuju Pasir Putih dan mobil yang bakalan kami
gunakan adalah Mobil Sinar Murni Granmax dan bukan Expass.
Selama kami
diperjalanan kami sangat menikmati pemandangan sepanjang perjalanan kami yang
disertai Musik keras dan juga bass dari mobil kami. Kemudian kami berhenti di
sebuah tempat yang terdapat patung kuda dan juga patung pahlawan untuk beristirahat
dan juga sarapan pagi sebab kebanyakan dari kami tidak makan pagi saat berangkat
tadi tidak sarapan pagi termasuk saya. Setelah selesai makan kami menyempatkan
diri untuk berfoto-foto dan juga menikmati pemandangan salah satu danau yang
terdalam di Dunia, yaitu Danau Toba yang sangat luas nan indah. Sekitar satu
jam lebih kami di sana dan kemudian kami melanjutkan lebih kami di sana dan
kemudian kami melanjutkan perjalanan kami dengan menaiki kembali mobil Sinar
Murni kami tadi. Lalu setelah sampai kami menuju pelabuhan kami segera turun
dan naik ke atas Kapal Fery, kami menyewa dua buah kapal yang besar untuk
membawa kami menyebarangi. Di atas kapal kami bisa bersantai dan ada pula yang
tertidur dan ada juga yang berfoto-foto dan yang di luar biasanya ada pula yang
yang merokok sambil bermain judi pula di atas Kapal Fery itu.
Perjalanan kami hampir sampai ke tujuan kami masing-masing dan kami
sudah bisa melihat tepian Danau Toba sebagai tempat kami akan singgah. Kemudian
kami mendengar pengarahan dari Bapak Kepala Sekolah beserta Bapak/Ibu Guru kami
tentang ke berangkatan kami ke Pasir Putih, Beliau berkata sebelum kami
bermain-main di sana mengajak kami semua bermain ke sebuah sekolah dan melihat
pertujukan yang disediakan oleh mereka. Di Sekolah kami melihat penampilan Tari
dan Nyanyi dan setelah itu menyaksikan pertandingan voly Sekolah kami dengan
tim mereka. Setelah selesai sampai di sana sebelum kami mandi bersenang-senang
kami berkumpul dahulu dan bermain judi untuk beberapa set dan setelah selesai
kami pun bersama-sama mandi-mandi dan bersenang-senang di sana. Kami juga
menyewa kapal bebek dan juga menikmati makanan yang enak-enak yang bisa kami
dapati dari setiap Rumah Makan yang terdapat di dekat Danau Toba. Setelah puas
kami akhirnya berkumpul dan waktu sudah menunjukkan bahwa kami harus mengakhiri
perjalanan kami saat itu untuk pulang ke Rumah kami masing-masing. Kami di
Pasir Putih berkisar tiga jam dan kami memang cukup puas. Kemudian Bapak/Ibu
Guru kami memberikan pengarahan pada kami supaya kami menghentikan segala
kegiatan kami, mengumpulkan kami semua untuk mengambil absen kami supaya kalau
kami pulang nggak ada Siswa atau Siswi yang tinggal. Setelah kami didata ulang
barulah kami naik ke atas Kapal Ferry yang kami sewakan satu persatu kami
menaikinya dengan bertahap untuk kembali ke Pelabuhan.
Di sepanjang kami aku begitu terpesona mengangumi
keindahan alam di sana, lalu aku teringat mengenai cerita rakyat yang pernah
aku baca mengenai asal-usul Danau Toba yang terbentuk karena si Toba melanggar
janjinya pada istrinya yang merupakan jelmaan dari ikan yang dia tangkap dengan
mengatakan pada anaknya si Samosir. Awalnya aku begitu mempercayai mitos
tersebut namun setelah aku melalui tahap SMP aku menyadari bahwa itu semua
tidak benar. Danau Toba terbentuk dari rantaian gunung berapi.
Dalam rangkaian letusan besar perapian magma
itu dikosongkan.Sisigunung runtuh atau meluncur turun kekedalaman,
tanahnya turun dan lembah kawah yang sangat besar dengan dasar yang
datarmembentuklembah yang berisi air yang kemudoan membentuk Danau
Toba. Ada juga yang tertidur di sepanjang perjalanan kami karena terlalu lelah
dan ada juga bersantai-santai sambil mempotret keindahan alam di sekitar Danau
Toba.
Sampailah
kami di Sekolah kami, dan saat itu hari sudah cukup gelap dan jam sudah
menunjukkan pukul tujuh tetapi saya tidak sendirian pulang ke Rumahku karena
saya memiliki banyak teman yang juga sekampungku yang bakalan menemaniku di
sepanjang perjalanan pulang. Sungguhlah pengalaman yang takkan terlupakan
olehku yang bakalan aku ingat seumur hidupku masa SMPku yang begitu indah.
Bertemu dengan teman-teman luar bisa dan mendapatkan ilmu dari Bapak/Ibu Guru
yang sangat menyanyangiku. Kini aku baru menyadari kalau sebenarnya kita harus
bisa memanfaatkan setiap detik yang kita lewati harus kita pergunakan
sebaik-baiknya supaya di saat kita menyesali segala sesuatu yang telah terjadi
tak dapat kita ulangi lagi.